Minggu, 22 Mei 2011

Inilah perbedaan marah pria dan wanita

Sebagai salah satu emosi dasar manusia, baik pria maupun wanita dapat meluapkan kemarahan. Meski begitu, ada perbedaan cara menunjukkan kemarahan di antara dua gender tersebut. Lingkungan sekitar juga berbeda menilai kemarahan pria dan wanita.

Berdasarkan percobaan yang berulang kali dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa kedua jenis kelamin memiliki mekanisme yang sama untuk mengekspresikan emosi negatif. Namun, pria dan wanita menunjukkan kemarahan dengan cara berbeda. Demikian seperti dimuat dalam jurnal Science yang dirilis Genius Beauty, Senin (16/5/2011). 



Hasilnya, wanita cenderung merasa malu memperlihatkan kemarahan mereka. Sedangkan pria menganggapnya sesuatu yang wajar.

Kesimpulan serupa telah dibuat oleh para pakar selama percobaan sederhana yang menyebutkan, secara khusus psikolog membuktikan bahwa pria yang marah membuat kesan yang kuat pada orang lain. Masyarakat menilai priamarah sebagai seorang dengan gaya yang aktif. Sebaliknya, kemarahan seorang wanita diartikan sebagai seorang yang perangai buruk.

Kesimpulan tersebut didasarkan pada sebuah percobaan sederhana. Kedua jenis kelamin yang disewa diminta menuntut kenaikan gaji kepada atasan. Para relawan diminta mengevaluasi perilaku mereka.

Mayoritas responden merasa bahwa marah pria merepresentasikan ketegasan, kekuatan, dan tekad. Tetapi para wanita yang menuntut kenaikan gaji dengan suara yang tinggi disebut sebagai pengganggu, tidak bisa mengendalikan diri, histeris dan tidak kompeten.
yang sedang

Ngakak! ,kelewat kecanduan bokep,nenek-nenek malah dihajar

Bila diri sudah dihinggapi nafsu menggebu, akal sehat tak lagi jalan. Inilah yang terjadi dengan seorang pemuda yang sukanya nonton adegan seks di film porno (bokep). Gara-gara kecanduan video porno di internet membuat Sugiono (20), jejaka asal Desa Belung, Kecamatan Poncokusumo gelap mata. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan Penginapan Gunung Tagor, di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang itu nekat memperkosa nenek-nenek, As (52) juru masak di hotel tersebut.


Keterlaluan ulah pemuda ini, sudah kejam mesum lagi
Keterlaluan ulah pemuda ini, sudah kejam mesum lagi


Selain memperkosa, Sugiono juga bertindak sadis, dengan menghajar As hingga pingsan dan kemudian mengambil ponsel milik As. Peristiwa ini terjadi, Kamis (2/12/2010) dinihari. “Saya beberapa hari ini memang sering ke warnet untuk melihat film porno. Dan jadinya beginilah,” kata Sugiono dengan wajah tertunduk malu dan menyesal.

Kepada penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Malang, Sugiono yang sudah bekerja selama lima tahun di penginapan tersebut menceritakan, nasfu bejatnya muncul setelah ia pulang dari warnet untuk melihat film porno dan kemudian mengintip korban mandi di kamar mandi penginapan.

Ceritanya, sekitar pukul 02.00 WIB, Sugiono masuk ke kamar As yang ketika itu tidak dikunci. Tanpa banyak membuat keributan, Sugiono langsung mendekap mulut As agar tidak berteriak. As, nenek dengan dua orang cucu ini terus melawan namun menyerah dan pingsan setelah kepalanya dipukul dengan tangan kosong oleh Sugiono yang bertubuh kekar.

“Saya setubuhi sebanyak dua kali saat ibu As pingsan, dan kemudian kabur dengan mengambil HP milik Ibu As,” kata Sugiono. Dengan nada menyesal, Sugiono menyatakan permintaan maafnya kepada korban dan keluarganya dengan menyebut apa yang dilakukannya benar-benar diluar kendali akan sehatnya. “Yang pasti ini karena saya sering lihat film porno di warnet,” ucapnya.

Setelah siuman, As yang sudah bekerja selama enam tahun lebih di penginapan tersebut, langsung menghubungi keluarga dan pemilik hotel dan menceritakan apa yang baru dialaminya. Laporan As kemudian diteruskan oleh pihak keluarga dan pihak hotel ke Polsek Tumpang.

Pagi itu juga, petugas langsung melakukan pencarian dan akhirnya menangkap Sugiono di rumah salah seorang kerabatnya. “Mudahnya pelaku melakukan perbuatannya karena sama-sama bekerja di penginapan tersebut.” kata Kompol Anjas Gautama Putra, Wakil Kepala Polres Malang. “Sebelumnya, pelaku sempat tidak mengakui perbuatannya, karena punya alibi jika malam itu ia libur dan tidak berada di penginapan. Namun setelah ditemukan bukti HP dan keterangan korban, pelaku akhirnya mengakui,” lanjutnya.

Atas perbuatannya ini, Sugiono akan dijerat dengan pasal 285KUHP dengan acaman pidana penjara paling lama 12 tahun. Nah loh, nikmat sesaat bayar sengsara berkepanjangan. Makanya lain kali pikir dulu sebelum bertindak
 

Inilah Jaman saat sebelum ada SMS, Chatting, dan facebook,

 http://4.bp.blogspot.com/_phPBgR1ZgM0/TG_0JhZIyiI/AAAAAAAAAgI/3UO0VjnuKYk/s1600/sms-logo.gif
1. Naksir, ingin menembak si dia?


Pura-pura pinjam buku, lalu kembaliin plus “bonus” puisi cinta (dibikinin teman sih yang disogok pake permen endog cecak). Ingat lagunya Iwan Fals- Buku ini Aku Pinjam. Agak frontal dikit, menaruh surat cinta di laci mejanya. Lebih telak lagi, bikin pesawat-pesawatan dari kertas, komplit dengan tulisan “I love you pulll”, awas saat mengirimnya jangan sampai nyasar mendarat di hidung guru BP yang sedang memberi penyuluhan di kelas… Habis itu harap-harap cemas menanti surat …. penolakan … wakakak …. Gimana lebih enak ditolak lewat surat kan ketimbang lewat SMS, bisa dikumpulin buat kenangan koleksi penolakan yang kesekian … wakakak … Tentu saja mekanisme pengiriman pesan tersebut rawan penyadapan, dan bisa salah tembak. Maunya mengirim ke Susan, jatuhnya kok ke tangan Susanto .. wah bisa berabe … Ingat Jean Pattikawa nyanyi, “Surat cintaku yang pertama, membikin hatiku berlomba ….”, atau Kangen, “Kau Tuliskan Padaku Kata Cinta Yang Manis Dalam Suratmu …”, atau Kahitna, “Suratku ini, cerminan luka di hati …” Kalau sekarang mungkin liriknya berubah kali, jadi “Email cintaku yang pertama, membikin hatiku berlomba …” Yang jatuh cinta, suratnya disemprot parfum biar wangi, lha yang putus cinta? Ya disemprot Baygon saja …


2. Mau kirim-kirim salam?


Pulang sekolah mampir dulu ke kantor Stasion Radio untuk nitip pesan. Sore-sore siap di depan radio sambil pasang kuping nunggu pesannya dibacain, “Ya, buat paman gembul, nirmala dan donal bebek, tadi di kelas paman gober marah-marah melulu, hati-hati dengan si sirik, buat don kisot kembaliin kaset genesis gue, buat penyiarnya yang rukun aja ya …, dari ikkyu san di planet krypton …. oya titip lagu madu dan racunnya Ari Wibowo … spesial buat samwan yang tega meninggalkanku ….” Puas deh rasanya …, padahal yang dikirimin pesan lagi pada molor semua …. Makanya lain kali jangan cuma kirim salam, tapi kirim juga laos, temulawak, kunir, dll …. lho?


3. Mau menelpon lokal siapkan kepengan, dulu sih seratusan perak, yang tipis lho bukan yang tebal.


Sambil cari-cari telpon umum yang masih utuh, soalnya ada yang cuma tinggal gagangnya doang, ada juga yang “interior” masih utuh, jebulnya di atas nggak nyambung ke kabel telpon. Kadang nemu yang jalan, eh dipake tempat pacaran, atau berteduh waktu hujan. Pernah sih nunggu orang selesai telpon, eh dianya ngeluarin recehan segepok taruh di atas pesawat telpon. Ya udah deh, nyari lainnya aja …. Eh malah diajarin anak-anak kecil ngunthet koin pake kawat, hayooo …. Masih ingat pesan nan “mengharukan” ini, “Tiga menit waktu anda sudah habis, silakan masukkan koin lagi …” Duh, koinnya dah habis buat main dingdong …..


4. Mau menelpon interlokal


Begadang nunggu di atas jam sepuluh malam, atau bangun jam empat pagi, lalu buru-buru ke wartel, biar dapat tarif murah/diskon. Saya ingat ketika itu, wartel masih jarang, bahkan kadang harus absen dulu terus pulang lagi ke rumah, dua jam lagi baru balik dan sampai gilirannya, saking banyaknya yang antri. Jadi ada wartel yang tiap malam selalu ramai, mirip agen porkas mau bukaan saja.


5. Menerima telepon


Bagi anak kost yang cari tempat kost, biasanya punya pertanyaan tambahan, “Ada telpon?”. Soalnya bisa numpang menerima telpon di tempat ibu kost. Siap-siap pagi-pagi jam empat dipanggil-panggil ada telpon interlokal dari kampung. Paling diledekin teman kost, “Tuh … kau disuruh buruan pulang, mau dikimpoikan dengan calon pilihan ibu kau ….” Ada juga yang gemar ngerjain di kost, kalau ada telpon dari cewek. Nggak mungkin deh punya rahasia, lha wong telpon masuk siapa-darimana seisi kost tahu semua (terutama ibu kost), belum yang hobi nguping ….


6. Pak Pos is my hero


Menunggu-nunggu Pak Pos datang, terutama yang sedang di perantauan, kiriman kabar dari kampuang nan jauh di mato. Juga surat dari tambatan hati, wuiihhh ada cap bibirnya segala … Rasanya tulisan tangan plus wangi surat lebih berkesan (yah masak nulis surat cinta mesti ke rental dulu, lebih romantis tulisan ceker ayam ketimbang cetakan printer dot-matrik yang pitanya udah kusut dan mbrodholi, maklum di rental) soalnya bisa diciumi tiap hari…hihihi. Pokoknya Pak Pos is the one and only selalu dinanti meski kadang telat ….


7. Mau janjian?


Pastikan tempatnya dengan jelas, supaya jangan sampai tlisiban (apa ya artinya ini? pokoknya, kau kesini, dia kesitu, kau begini, dia begitu, dia menunggu di sana, kau menunggu di situ). Konyol kan kalau janjiannya di alun-alon lor, panjenengan menunggunya di alun-alun kidul. Benarkah keberadaan ponsel sekarang meminimalkan potensi tlisiban?


8. Kartu ucapan Hari raya


Nyari-nyari dan pilih-pilih kartu Lebaran atau Natal. Sebenarnya nggak apa juga sih pilih satu set yang sama, soalnya kirimnya kan ke orang yang berbeda. Ada yang kreatif, bikin sendiri kartu lebarannya digambar sendiri. Ngirim kartu biar hemat prangko, nggak usah dilem amplopnya ya …


9. Tidak ada telpon, mau kirim berita cepat


Pilihannya adalah kilat khusus. Atau lewat telegram saja (duh, yang ini udah punah deh), oke, kma ttkhbs (ssstt … pelajaran bahasa Indonesia di sekolah masih ada nggak cara menulis telegram?). Mau lebih hemat lagi tapi lebih cepat, ya belajar telepati aja … hahaha ….


10. Tidur lebih nyenyak, bangun lebih enak


Coba sekarang, baru melek dikit sudah melirik ada pesan masuk tidak, ada miscalled tidak, masuk WC aja ganti dulu statusnya, pagi-pagi belum sarapan burjo sudah sarapan pulsa dulu.