Robot tak hanya ada di era modern. Sekitar 500 tahun lalu, maestro sekaligus ilmuwan, Leonardo Da Vinci sudah merancang robot.
‘Satria Mekanis’ adalah satu dari karya Da Vinci kini dipamerkan di Sydney Town Hall.
Seperti halnya dengan robot zaman modern yang dijalankan memakai energi baterai, bahan bakar, maupun energi matahari, robot buatan Da Vinci juga bisa bergerak tanpa bantuan manusia.
Menurut manajer pameran, Luigi Rizzo, tabung panjang kecil berlubang yang membentuk tulang belakang robot berfungsi seperti halnya terowongan – menghubungkan kaki robot dan bagian-bagian lain.
Di bagian luar, terdapat baling-baling yang dijalankan baik dengan angin maupun air.
Meski dijuluki ‘satria mekanis’, robot Da Vinci tidak dibuat untuk tujuan militer – meski banyak mesin perang yang diduga dihasilkan otak jenius Da Vinci.
Robot ini diduga dibuat untuk hiburan atau digunakan dalam upacara-upacara.
Cetak biru (blueprint) robot ditemukan dari sebuah codex Da Vinci – yang memuat 16-20 desain bagian mesin yang acak.
Kebanyakan dari desain-desain itu tidak ada hubungannya dengan si robot – menurut pakar abad pertengahan,itu diduga cara Da Vinci menyembunyikan.
Desain-desain itu lalu dibawa ke sejumlah seniman. Beberapa di antaranya bisa disusun, sisanya membuat pusing.
Namun, seniman modern, TeknoArt tak mudah dikelabui Da Vinci.
Dipimpin Grabriele Niccolai, TeknoArt menghabiskan lebih dari satu dekade untuk merakit robot ini, berdasarkan desain karya Da Vinci yang acak.
Mengikuti sketsa, tali, dan katrol dirakit, membentuk kaki. Sementara roda gir dan per membentuk lengan dan tendon.
Meski kelihatannya sederhana, perlu waktu lama menghubung-hubungkan bagian hingga membentuk kerangka. Tantangan lain yang dihadapi para seniman, meski kerangka tersusun, robot itu tak bisa bergerak mulus, harus dipaksa dengan menggerakkan tali-talinya.
Hal tersebut memusingkan pada seniman, sampai akhirnya mereka menemukan drum yang ada dalam salah satu sketsa. Setelah bongkar pasang, drum itu diletakkan di dada robot.
Seperti jantung, drum tersebut memiliki fungsi koordinasi, membuat semua bagian bergerak tanpa gesekan.
Robot Da Vinci lantas ‘hidup’. Lengan dan kakinya bisa terangkat dan jatuh sesuai irama drum. Dengan mengganti alur silinder, tempo drum bisa berubah.
Menurut Rizzo, ini sesuatu yang luar biasa, meski ini bukan karya terbaik Da Vinci.
Meski karya favorit dalam pameran adalah Drone – jenis mesin terbang karya Da Vinci, namun cetak biru robot itu diyakini sebagai pembuka misteri, mitos ‘mechanical lion’ atau ‘singa mekanis’.
Bahkan, pengunjung juga pameran juga bisa menyaksikan sketsa mirip singa otomatis.
Saat ini yang jadi tantangan adalah memindai 20.000 bagian yang ada dalam codex-codex Da Vinci.
Mengingat untuk robot itu saja butuh waktu 15 tahun merakit, Rizzo tak janji bisa memamerkan ‘singa mekanis’ dalam waktu dekat. Namun, janjinya, itu bakal spektakuler.
0 komentar:
Posting Komentar